Wednesday, July 14, 2010

3 CIRI HAMBA ALLAH YANG BERTAQWA

Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang paling taqwa di antara kamu (QS. Al-Hujurat:13). Orang yang paling dekat dengan Allah adalah yang berpredikat taqwa.

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami seksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S.
Al-Araf 96)

Taqwa memiliki tiga makna, yang tidak dapat dipisahkan walau dapat dibezakan.

1.Hubbullah, sangat mencintai Allah melebihi kepada siapapun dan apapun. Hamba Allah yang beriman amat sangat mencintai Allah.

Sebagaimana nabi Allah, Ibrahim AS. Kecintaan beliau kepada Allah melebihi kepada isteri dan anak beliau. Sehingga rela demi cintanya kepada Allah harus menyembelih anak yang tercinta. Demikian pula Siti Hajar, demi cintanya kepada Allah, rela mengorbankan anak kandungnya sendiri. Demikian halnya dengan Ismail AS, rela dirinya dikorbankan demi cinta kepada Allah. Subhanallah.

2. Khosyatullah. Rasa takutnya kepada Allah melebihi kepada siapapun dan apapun.

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya, hanyalah ulama." (QS. Fatir: 28)

Jadi yang disebut ulama itu orang yang sangat takut kepada Allah. Rasa takutnya kepada Allah itulah membuat ia taat kepada Allah SWT. Tidak melakukan kemaksiatan dan kezaliman. Sebaliknya bila rasa takut seseorang kepada Allah rendah, sementara keinginan maksiatnya lebih kuat, maka terjadilah kemaksiatan itu. Kalau rasa takutnya rendah tapi nafsunya kuat, maka terjadilah kezaliman. Dan hamba Allah yang bertaqwa tidak akan melakukan kemaksiatan dan kezaliman, kerana rasa takutnya kepada Allah. "Kalau aku melakukan maksiat kepada Allah, aku takut dengan azab Allah di hari kiamat kelak." Ketakutannya kepada Allah ini membuat ia taat kepada Allah SWT.

3. Hati-hati, sangat berhati-hati dalam hidup yang sesaat ini. Warak, berhati-hati dengan hukum Allah. Sehingga hal-hal yang tidak bermanfaat akan dia jauhkan dari dirinya. Dan itu menjadi ciri khas dari orang Islam. Meninggalkan sesuatu yang tidak bermakna.

Sehingga ia olah sedemikian rupa dirinya dalam ketaatan kepada Allah. Yang sunnah "diwajibkan" untuk dirinya. Yang makruh dia "haramkan" buat dirinya. Yang mubah, ia buat berkah. Ia tidak mahu sia-sia. Warak, dia takut melakukan maksiat. Ia takut kalau Allah tidak mencintai dia. Sehingga dia benar-benar pelajari agama Allah, hukum-hukum Allah, agar ia benar-benar hidup dalam syariat Allah. Janganlah engkau menyembah kecuali hanya Allah, dan sembahlah Allah sesuai dengan syariat Allah. Allahu Akbar.



0 comments:

Post a Comment

 

bicara ilmu88 © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates